Wednesday, August 30, 2017

Texas Terancam Ledakan Kimia, Usai Diterjang Badai Harvey


Texas, GarasiNews - Tidak hanya dievakuasi karena banjir, wara Texas, AS, juga terpaksa dievakuasi karena sebuah pabrik kimia rawan meledak. Bahan kimia yang ada di pabrik penghasil peroksida organik itu bisa memicu kebakaran yang berujung ledakan besar.

Dituturkan pemilik pabrik itu, Rabu (30/8/2017), situasi di pabrik yang ada di Crosby, Texas semakin serius sehingga seluruh staf harus dievakuasi. Insiden ini terjadi pada Selasa (29/8) waktu setempat, saat Texas dilanda banjir.

"Untuk saat ini, kami menyakini tidak ada ancaman bahaya mendesak, namun potensi terjadinya reaksi kimia yang memicu kebakaran dan ledakan di dalam kompleks itu sungguh nyata," demikian pernyataan pihak Arkema SA. 

Peroksida organik yang diproduksi di pabrik itu biasa digunakan dalam proses pembuatan plastik. Produk-produk yang ada di kompleks pabrik itu harus disimpan dalam lemari pendingin. Namun aliran listrik terputus akibat hujan deras yang dibawa badai Harvey sejak pekan lalu. 

Generator cadangan pada pabrik itu juga tidak bisa digunakan karena tergenangi banjir. Dalam kondisi itu, sejumlah bahan kimia yang ada di pabrik itu berpotensi memicu reaksi yang berbahaya, termasuk kebakaran yang memicu ledakan dan asap pekat. 


"Sebagai langkah perlindungan, Harris County mengevakuasi seluruh warga dalam jangkauan 1,5 mil (2,4 kilometer) dari fasilitas Arkema," ujarnya

"Ada potensi terjadinya reaksi kimia yang memicu kebakaran di fasilitas tersebut, yang bisa menghasilkan sejumlah besar asap pekat," imbuh pernyataan itu, mengutip pernyataan pihak Arkema. 

Crosby berjarak 40 kilometer dari Houston yang kini tengah dilanda banjir parah. Banjir yang dipicu hujan deras serta angin kencang yang dibawa badai Harvey itu, memaksa sedikitnya 19 ribu orang mengungsi. Ribuan orang lainnya masih dalam proses evakuasi. 

Sejauh ini, total 13 orang tewas dalam berbagai insiden yang dipicu badai Harvey, serta banjir yang disebabkannya. Salah satu korban tewas adalah seorang wanita yang menggendong bayinya di tengah arus yang deras. Wanita ini ditemukan tewas tersapu banjir di Beaumont, Houston bagian timur laut. Namun ajaib, bayinya berhasil selamat.




Peluncuran Rudal Melintasi Jepang Merupakan 'Pemanasan' Korut Sebelum Serangan ke Guam


Pyongyang, GarasiNews - Korut menyebut peluncuran rudal balistik terbaru yang melintasi Jepang sebagai pendahuluan sebelum serangan rudal dilancarkan ke Guam, wilayah AS di Pasifik. Korut menjanjikan lebih banyak rudal yang akan ditembakkan.

Pernyataan terbaru via kantor berita resmi Korut KCNA, Rabu (30/8/2017), rezim Korut menyebut rudal yang di luncurkan merupakan jenis rudal jarak menengah-atas Hwangsong-12. Kim Jong-Un yang disebut sebagai pemimpin tertinggi Korut juga hadir mengawasi peluncuran rudal pada Selasa (29/8) pagi waktu setempat.

Peluncuran rudal Hwangsong-12 itu, sebut KCNA, merupakan bagian dari 'pelenturan otot' untuk menangkal latihan gabungan AS dan Korsel pada akhir Agustus ini. Korut geram latihan gabungan tetap digelar meskipun pihaknya melontarkan peringatan.

Korut menyebut peluncuran rudal terbaru itu sabagai 'pembuka tabir' dari 'pembalasan tegas' Korut terhadap latihan militer AS-Korsel.

Ancaman Korut itu memicu kekhawatiran AS dan dunia, sebelum akhirnya pemimpin Korut Kim Jong-Un memutuskan menunda serangan. Kim Jong-Un beralaasan dirinya ingin mengawasi 'perilaku bodoh'  AS lebih lama, sebelum sungguh-sungguh melancarkan serangan.


"Latihan peluncuran rudal balistik terbaru seperti perang sungguhan adalah langka pertama operasi militer dari KPA (militer Korut) di Pasifik dan pendahuluan penting untuk mengatasi Guam." ucap Kim Jong-Un.

"Sangat diperlukan untuk secara positif mendorong kinerja pasukan rudal balistik dengan Pasifik sebagai target, di masa mendatang." lanjunya.

Dalam pernyataan ini, Korut menyebut rudalnya mengudara di atas semenanjung Oshima di Hokkaido dan Tanjung Erimo, Jepang. Rudal itu, disebut Korut, berhasil mengenai target di perairan Pasifik Utara secara akurat. Korut juga menegaskan tidak ada dampak signifikan pada keamanan negara-negara tetangganya akibat peluncuran ini.




Tuesday, August 29, 2017

Pantau Rusia Bahwa Peluncuran Rudal Bukti Ancaman Korut ke AS Bukan Gertakan


Moskow, GarasiNews - Anggota parlemen Rusia mengomentari peluncuran rudal Korut yang melintasi wilayah udara Jepang. Rusia menyebut peluncuran terbaru ini menunjukkan ancaman Korut untuk AS bukan gertakan belaka.

Pada Selasa (29/8) pagi waktu setempat, Korut menembakkan rudal balistik ke arah timur laut, atau tepatnya melintasi wilayah Jepang bagian utara. Rudal Korut itu mengudara sejauh 2.700 kilometer dan mencapai ketinggian 550 kilometer, sebelum jatuh ke perairan Pasifik dekat Hokkaido.

Rudal yang belum diketahui jenisnya ini menjadi rudal pertama yang berhasil melewati wilayah Jepang sejak tahun 1998. Peluncuran rudal ini juga disebut sebagai yang paling provokatif dari Korut.

"Sangat disayangkan, Pyongyang menunjukkan bahwa ancamannya untuk pangkalan militer AS di Guam, bukan gertakan," sebut Konstantin Kosachev selaku Ketua Komisi Urusan Internasional Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Selasa (29/8/2017). 

Kosachev juga menyebut resolusi Dewan Keamanan PBB untuk program rudal Korut yang diloloskan bulan ini, telah gagal mencapai tujuannya. "Karena situasi telah menjadi menjadi konflik bilateral antara Korea Utara dengan Amerika Serikat," tegas Kosachev yang merupakan politikus senior di Rusia ini. 


Awal bulan ini, rezim Korut melontarkan ancaman untuk menyerang Guam dengan rudal balistiknya. Guam merupakan wilayah AS di Pasifik yang menjadi lokasi dua pangkalan militer AS. Terdapat sedikitnya 163 ribu warga sipil di Guam dan 6 ribu personel militer AS yang ditugaskan di pulau ini.

Secara tidak biasa, Korut bahkan membeberkan rencana serangannya ke publik. Korut mengklaim akan menembakkan empat rudal balistik jarak menengah ke Guam. Rudal-rudal itu disebut akan mengudara di atas wilayah Shimane, Hiroshima dan Koichi di Jepang. 

Rudal-rudal itu juga disebut akan mengudara sejauh 3.356,7 kilometer dalam waktu 1.065 detik atau 17 menit 45 detik. Ditegaskan Korut bahwa rudal-rudal itu akan mendarat di perairan berjarak 30-40 kilometer dari daratan utama Guam.

Ancaman itu memancing reaksi keras AS dan dunia. Namun di tengah ketegangan yang memuncak, pemimpin Korut Kim Jong-Un akhirnya memutuskan menunda serangan rudal ke Guam. Dia menyatakan ingin mengawasi 'tindakan bodoh' AS lebih lama, sebelum melancarkan serangan.



Texas Terancam Ledakan Kimia, Usai Diterjang Badai Harvey

Texas, GarasiNews - Tidak hanya dievakuasi karena banjir, wara Texas, AS, juga terpaksa dievakuasi karena sebuah pabrik kimia rawan mel...